Abstract
The practice of illegal drilling does not only result in destruction for to the environment, but also result in the social gap, national losses, and people’s lives. It happens to illegal drilling conducted manually using traditional equipment and less operational standard. This illegal drilling may happen because ineffective law applied and no regulation on social participation in the Law of oil and natural gas. This research uses the normative method, the result of research is analyzed qualitatively. The research showed that the active social participation was needed in environmental law enforcement to prevent a great number of illegal drilling practice, the higher level of social participation in environmental law enforcement, and the smaller illegal drilling practice could be. Thus, there must be any act arranging for social participation in enforcing the environmental law arranged in the law No. 22 of 2001 because of those the local societies who get the direct effect of environmental destruction as a result of drilling of oil and natural gas illegally.References
Akhmaddhian, S. (2013). “Peran Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan Hutan Konservasi Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan (Studi di Kabupaten Kuningan)â€. Jurnal Dinamika Hukum, 13 (3): 43-53.
Akhmaddhian, S. (2016). “Penegakan Hukum Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (studi Kebakaran hutan Tahun 2015)â€. Jurnal Unifikasi, 3 (1): 1-35.
Conyers, D. (1992). Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga, SuatuPengantar, Translated: Susetiawan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Erwin, M. (2011). Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, Bandung: Refika Aditama.
Franky Butar-Butar. (2010). “Penegakan Hukum Lingkungan di Bidang Pertambanganâ€, Jurnal Yuridika, Vol 25 No. 2, 189.
Husin, S. (2014). Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Kartono. (2009). “Penegakan hukum Lingkungan Administratif dalam Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidupâ€. Jurnal Dinamika Hukum, 9(3): 247-257.
Lioty, R.R. (2017). “Penanganan Illegal Tapping, Illegal Drilling dan Penyelewengan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi di Indonesia Tahun 2011-2015â€. Jurnal of International Relations, 3 (4): 96-105.
Mina, R. (2016). “Desentralisasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Sebagai Alternatif Menyelesaiakan Permasalahan Lingkungan Hidupâ€. Jurnal Arena Hukum, 9 (2): 154.
Priyanta, M. (2015). “Pembaharuan dan Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Lingkungan dan Penataan Ruang Menuju Pembangunan Berkelanjutanâ€. Hasanuddin Law Review, 1(3): 337-349.
Puluhulawa, F.U. (2011). “Pengawasan Sebagai Instrumen Penegakan Hukum pada Penglolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Baraâ€. Jurnal Dinamika Hukum, 11(2): 306-315.
So Woong Kim. (2013). “Kebijakan Hukum Pidana Dalam Upaya Penegakan Hukum Lingkungan Hidupâ€. Jurnal Dinamika Hukum. 13 (3): 415-427.
Subyakto, K. (2015). â€Azas Ultimum Remidium Ataukah Azas Primum Remidium yang Dianut dalam Penegakan Hukum Pidana pada Tindak Pidana Lingkungan Hidup pada UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidupâ€. Jurnal Pembaharuan Hukum, 2(2): 2019-213.
Sununianti, V.V. (2018). “Labor and Sustainable Development in Traditional Oil Miningâ€, IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Volume 145, conference 1: doi:10.1088/1755-1315/145/1/012105
Widowaty, Y. (2012). “Konsep Sustainable Develompment sebagai Bentuk Perlindungan terhadap Korban Tindak Pidana Lingkungan Hidupâ€. Jurnal Media Hukum, 19 (2): 260-275.
- The journal holds the copyright for each article published with work licensed simultaneously under a Creative Commons Attribution 4.0 International License, which allows others to share the work with an acknowledgment of the authorship and early publication of the work in this journal.
- Authors must agree to the copyright transfer agreement by checking the Copyright Notice column at the initial stage when submitting the article.